Tuesday, April 18, 2017

Pertama kali masuk di tahun 1980an, menghubungkan 5 perguruan tinggi yaitu: Universitas Indonesia, Institute Teknologi Bandung, Universitas Terbuka, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Gadjah Mada.

Image result for universitas indonesia logo


Image result for Institut Teknologi Sepuluh Nopember logo
Tahun 1986 – 1987: Berasal dari kegiatan radio amatir club ITB dengan menggunakan pesawat Transceiver HF SSB Kenwood dengan komputer Apple II, belasan mhasiswa ITB mempelajari paket radio pada band 40 m yang kemudian di dorong ke arah TCP/IP. Para pelaku radio amatir Indonesia mengaitkan jaringan amatir Bulletin Board System (BBS), yang merupakan jaringan e-mail store and forward yang menghubungkan banyak “server” BBS radio amatir seluruh dunia agar e-mail dapat berjalan dengan lancar.  

Tahun 1989-1990: Mailing list pertama indonesia@janus.berkeley.edu, memudahkan diskusi antara mahasiswa - mahasiswa Indonesia di luar negeri. Mailing list berkembang pesat dan menjadi salah satu sarana strategis bagi pertumbuhan Internet. Di tahun 1990, komunikasi antara Onno W. Purbo yang berada di Kanada dengan panggilan YC1DAV/VE3, dengan rekan-rekan radio amatir di Indonesia dilakukan melalui jaringan radio amatir ini menggunakan peralatan PC/XT dan walkie talkie berukuran sekitar 2 meter.

Tahun 1992-1994: Teknologi paket radio TCP/IP yang diadopsi oleh BPPT, LAPAN, UI dan ITB kemudian menjadi tumpuan Paguyuban Net. AMPR-net (Amatir Packet Radio Network) menggunakan IP Pertama yang di internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132.
BPPT mengoperasikan gateway paket radio yang bekerja pada band 70 cm dengan menggunakan PC 386 dan sistem operasi DOS yang menjalankan program NOS yang digunakan sebagai gateway paket radio TCP/IP.

Tahun 1994-1995: Pada tahun 1994, mulai beroperasi ISP kompersial pertama di Indonesia yaitu IndoNet. Akses awal di IndoNet mula-mula memakai metode teks dengan shell account, browser lynx dan e-mail client pine pada server AIX. Mulai 1995, beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa menyediakan jasa akses telnet ke luar negeri. Dengan memakai remote browser lynx di Amerika Serikat, pemakai internet di Indonesia baru bisa mengakset Hyper Text Transfer Protocol (HTTP).
Sejak tahun 1994, internet masuk ke Indonesia dengan Top Level Domain ID (TLD ID_ primer yang dibangun di server UUNET USA. Selanjutnya dipindahkan ke server ADFA. Domain tingkat dua atau second level domain dibangun pula untuk mendaftar domain web.id, my.id, ac.id, or.id, sch.id, go.id, co.id, .id. Untuk terkoneksi ke jaringan internet diperlukan penyedia jasa layanan akses internet yang disebut ISP (Internet Service Provider). ISP Pertama di Indonesia adalah IPTEKnet yang terhubung ke internet dengan kapasitas bandwidth 64 kbps. Bandwidth yaitu istilah yang menunjukan kapasitas media dalam mebawa informasi. Bandwidth digunakan dalam banyak hal misalnya telepon, jaringan kabel, sinyal frekuensi radio dan monitor. Bandwidth diukur dengan putara per detik (cycle per second) atau hertz (Hz), tetapi dapat juga digunakan dalam ukuran bit per second(bps).
Di Indonesia, ISP resmi yang memperoleh izin dari Kemenkominfo berada dibawah naungan APJII yaitu Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. APJII terbentuk pada musyawarah nasional yang pertama pada 15 Mei 1996, yang tugas nya melakukan beberapa program kunci yang dinilai strategis untuk pengembangan jaringan internet di Indonesia. Program-program tersebut adalah:
  1. Tarif Jasa Internet.
  2. Pembentukan Indonesia-Network Information Center (ID-NIC).
  3. Pembentukan Indonesia Internet Exchange (IIX).
  4. Negosisasi tarif jasa infrastruktur jasa telekomunikasi.
  5. Usulan jumlah dan jenis provider.




0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Popular Posts